Istilah-istilah dalam sepak bola acap tak terduga dan kreatif.
Sepak bola menyimpan dan melahirkan banyak istilah baru. Istilah dari luar lapangan pun bisa masuk dan diterima dengan baik dalam peristilahan sepak bola. Misalnya, “Dida (kiper AC Milan) dengan gampang memetik bola”.
Jika ada yang bilang bahasa Indonesia itu miskin, tengoklah kolom-kolom dan berita sepakbola. Di sana istilah bagus, aneh, gak nyambung, bergelimpangan.
Kita pun akrab dengan istilah “jenderal lapangan tengah”. Siapa yang mengenalkannya? Entahlah. Para komentator pertandingan dan wartawan memakainya setiap kali mengupas Michael Ballack, Steven Gerrad, atau Frank Lampard.
Jenderal di sini tentu mengacu kepada “gelar politis” dalam dunia tentara. Biasanya inilah orang yang paling tinggi jabatannya. Panglima TNI kita jenderal bintang empat–satu level di bawah Soeharto yang punya lima bintang. Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian lain kepada istilah ini, yaitu “orang yang paling berpengaruh dalam satu kelompok”.
Anehnya, dalam sepakbola tidak demikianlah artinya. Frank Lampard bukan kapten, baik di klubnya, Chelsea, maupun kesebelasan nasional Inggris. Gerrad kapten Liverpool, tapi hanya pemain tengah di Inggris. Ballack kapten di kesebelasan Jerman, tapi cuma pemain tengah di Chelsea.
Sebab kaptenlah yang mengatur irama permainan. Ia perwakilan dari pelatih di lapangan. Seorang kapten harus bisa bernegosiasi dengan wasit jika ada prikik yang merugikan timnya. Karena itu Park-Ji Sung diledek habis-habisan oleh wartawan Inggris ketika menyandang ban kapten Manchester United. Orang Korea Selatan ini belum lama main di MU. Bahasa Inggrisnya belum lancar benar. Bagaimana ia bicara dengan wasit?
Kapten, sementara itu, adalah pangkat perwira pertama dalam dunia militer. Jadi terbalik-baliklah pemakaian istilah ini dalam sepakbola. Jika kata “jenderal” diambil dari dunia tentara, makna, fungsi, dan kedudukannya ditanggalkan. Seorang kapten akan memberi hormat kepada seorang jenderal, dalam sepakbola yang terjadi sebaliknya.
Jenderal tidak memimpin pasukan saat pertempuran. Ia mengendalikan dari jauh. Seorang kolonellah yang memimpin pasukan saat perang. Kenapa Ballack, Lampard atau Gerrard tidak disebut kolonel? Karena julukan jenderal lebih tepat untuk para pelatih yang duduk di pinggir lapangan mengamati permainan.
Rafael Benitez, Alex Ferguson, atau Jose Mourinho, sering terlihat menggerakkan tangan dan kaki sebagai perintah-isyarat kepada pemainnya. Dia jugalah yang punya kewenangan mengganti pemain yang dinilai kurang sesuai dengan strategi. Karena itu dialah jenderalnya.
Tetapi, salah istilah seperti ini sudah umum terjadi dalam bahasa Indonesia. Kesalahan jenderal dan kapten ini pun mungkin sudah ditemukan oleh Jaya Suprana ketika menyusun kamus kelirumologi.